Saturday, September 29, 2007

Kita Adalah Yang Kita Pelajari

Apa yang membawa kita pada apa kita yang sekarang? Anda seorang akuntan? Atau seorang Direktur Utama perusahaan? Atau petugas administrasi di kantor kecil kecamatan? Jawabnya adalah apa yang Anda pelajari di masa lalu.

Apa yang kita pelajari di masa lalu dengan berbagai cara -formal, nonformal, otodidak, membaca, atau cara lain- menjadi dasar kita berfikir, berperilaku, memilih, bekerja, dan berbicara. Dari cara kita berfikir, berbicara dan bertindak kita memperoleh pekerjaan, profesi, status dan apapun yang kita miliki atau tidak kita miliki sekarang. Artinya, apa yang Anda pelajari yang membentuk Anda dan membawanya pada apa Anda saat ini.

Mari kita teruskan analogi tersebut lebih kedepan. Dengan pola pikir yang sama dapat kita simpulkan apa yang kita pelajari akan membawa kita pada suatu tempat di masa mendatang. Bagaimana mungkin Anda akan menjadi manajer keuangan di masa depan bila tidak mempelajari akuntansi dan keuangan sekarang. Mustahil Anda menjadi dokter bedah pada beberapa tahun mendatang bila tidak kuliah di kedokteran sekarang. Adalah menghayal bila Anda ingin menjadi pialang saham di Bursa Efek Jakarta tanpa mengikuti ujian sertifikasi sebagai pialan saham. Dan seterusnya....mimpi kali yeee.

Jadi, kita dapat lihat ada suatu benang merah antara saat ini dengan masa yang datang. Tidak perlu ke dukun atau mencari wangsit di Gunung Kawi untuk tahu hal itu bukan.

Ada suatu pepatah Cina yang mengatakan belajar itu seperti mendayung perahu melawan arus, bila tidak memaksakan lebih kuat maka akan terhanyut. Artinya, kita harus selalu belajar hal terbaru yang relevan dengan tugas, profesi, harapan dan cita-cita, kita. Dan bila kita tidak mempelajarinya dengan sangat baik kita akan terhanyut oleh arus perubahan. Kita akan tersisih dari kompetisi kehidupan yang sangat ketat ini.

Lihatlah sekitar Anda, semua berkembang dengan begitu pesat. Hal kecil saja misalnya, saya belajar mengoperasikan PC dengan Windows, tidak lama kemudian diluncurkan Windows Vista. Demikian juga, siap-siaplah kecewa ketika sudah merasa mempelajari peraturan perpajakan di tahun 2004 secara lengkap, karena setiap tahun terbit peraturan-peraturan baru yang bisa berbeda sama sekali dengan yang sebelumnya.

Pertanyaan berikutnya adalah apa sebenarnya proses belajar tersebut? Beberapa ahli menyatakan belajar adalah proses perubahan perilaku. Ada juga yang mengatakan bahwa belajar adalah menyimpan pengetahuan dalam memori jangka panjang. Namun menarik apa yang disebut Walter & Egmon, belajar adalah proses mengubah muatan, dan hubungan antar muatan, dari suatu peta pikiran, mengembangkan kapasitas dan kemampuannya untuk berbagai tindakan. Mereka menekankan belajar sebagai pengembangan kemampuan untuk mengembangkan kapasitas dan kemampuan untuk berbagai tindakan.

Mari kita tambah pengertian belajar dengan mengutip definisi dari Wikipedia, Learning is the acquisition and development of memories and behaviors, including skills, knowledge, understanding, values, and wisdom. Terjemahan bebasnya adalah: belajar sebagai proses memperoleh dan membangun ingatan dan perilaku, termasuk keterampilan, pengetahuan, pemahaman, nilai-nilai, dan kebijaksanaan.

Belajar…belajar…belajar…

Wednesday, September 26, 2007

Fail to Plan is Planning a Failure

Kejadian menyebalkan minggu ini. Tiba-tiga orang bagian perencanaan mengundang rapat pembahasan anggaran. Sejam dalam rapat terasalah bahwa itu acara untuk memaksakan kehendak. Mereka menyusun acara itu sehingga seluruh peserta rapat terpaksa mengambil keputusan dalam waktu singkat dengan pilihan yang sangat terbatas. Ini bukan kali pertama. Sudah tahun ke tiga. Sekali lagi saya tegaskan sudah tahun ke tiga.

Bagi saya, pola-pola ini adalah bentuk kegagalan manajemen puncak. Antar leader tidak ada komunikasi yang memadai. Dimana dalam komunikasi itu bisa mengungkapkan masalah juga menemukan solusinya. Saya melihat komunikasi mereka cuma basa-basi.

Berawal dari itu, tidak ada suatu penanganan masalah yang terpadu. Semua mendadak, semua intrik, semua rekayasa, semua dipaksa. Termasuk dalam siklus perencanaan di atas.

Percaya atau tidak, kegagalan membuat perencanaan sama dengan merencanakan kegagalan. Perencanaan menentukan arah kegiatan organisasi di masa mendatang. Sedikit kesalahan perencanaan saja bisa membawa organisasi pada kegiatan yang salah. Apalagi kesalahan perencanaan yang besar. Dengan terjadinya kesalahan itu, obyektif organisasi bisa jadi tidak akan tercapai.

Sunday, September 23, 2007

The Prepared Mind of A Leader


catatan akhir pekan, 23 September 2007

Seorang ilmuwan abad 18, Louis Pasteur, pernah mengatakan: “Chance favors the prepared mind.” Kalimat ini menjadi sangat abadi hingga kini. Bagi saya, ini menjadi salah satu kalimat motivasi pribadi yang sejak dulu mendasari setiap upaya saya selama ini.

Tak sengaja, saya menemukan sebuah buku yang sebagian besar isinya didasarkan pada spirit kalimat Louis Pasteur itu. ”The Prepared Mind of A Leader: Eight Skills Leaders Use to Innovate, Make Decision, and Solve Problems” judulnya. Buku yang sangat menarik menurut saya. Berikut sedikit ringkasan buku tersebut.

Good leadership, like so many other things in life, is seen through a combination of skills. And like so many other things in life, you don’t just “get better” at leadership; you improve your skills by regular practice. To use a sport metaphor, a good golfer has driving skills, putting skills, “rough skills, bunker skills, and others. He or she is good only because of practice. And as we looked at organisational successes and failure in their innovation, decision making, and problem solving, we looked for mental skills that were being used or were absent.

We see eight fundamental skills delineating a Prepared Mind leader.

Observing
The environment in which we live and operate is constantly changing. It’s natural for us to look for confirming information about our view of the world, but it’s often more important to look for disconfirming information. What have you been obeserving lately?


Reasoning
People will want to know why you are proposing a course of action and will not follow your lead untill they understand your explanation. What are your answer to the “why” question?

Imagining
The future is unknowable, but it can be visualized. Established industries, companies, policies, and practices are always challanged be new (imagined) ideas. What’s running through your mind these days?

Challenging
Any organisation’s business is built on assumptions. When is the last time you challanged your assumptions and tested their validity?

Deciding
Face it, you get paid to make or influence decisions because action is essential to progress. Are you progressing or paralyzed?

Learning
Past knowledge got you to where you are today. It may or may not be effective in continuing to move you forward. What don’t you know that you should know?

Enabling
You m ay be smart, but progress requires a concerted effort for any organisation. Do the people aroun you have the knowledge and the means and, most important, the opportunity to progress.

Reflecting
All decisions have trade-offs. We need to look at past decisions and understand the trade-offs we made and the consequences of those trade-offs. We also need to reflect forward (envision) and consider the trade-offs we are about to make. The problem is that we are time starved and never seem ti have the time to just think. Have you spent any quiet thinking time lately?